KepalaDesa Pagar Alam Isharman (memakai kaus putih) dan Suntana (memakai kaus abu-abu) sedang memeriksa lubang yang sudah disiapkan untuk memasang besi pemancang jembatan. Sekitar 40 orang warga desa mengangkut tiang besi pemancang jembatan berbobot 800 kilogram. Jalan menuju tepi sungai tidak memungkinkan untuk dilalui truk pengangkut. Jadi kita sudah mendampingi dari keluarga besar Pagar Nusa, melakukan laporan pencabulan oknum perawat yang melakukan pelecehan seksual. Jadi sekarang dari Polrestabes sudah ditindaklanjuti, dan besok akan melakukan pemeriksaan dan visum, untuk kelanjutannya tunggu dari kepolisian," ujar kuasa hukum korban, Dani Wijaya. Akibatnya dua dari empat anggota Pagar Nusa mengalami luka cukup parah. Baca Juga: Pagar Nusa dan PSHT Jember Sepakat Berdamai, Hukum Diserahkan ke Polisi "Karena dipukul dengan benda tumpul, dan membuat dua orang jadi korban. Saat ini kasus ini masih kita selidiki. Untuk pelaku masih dicari," sambungnya. SuaraWarga HOT NEWS Jam Pelayanan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surabaya, Senin - Jumat : 07.30 - 21.00, Sabtu : 08.00 - 16.00 di Gedung Siola lt. 1 | Untuk KTP-el yang sudah habis masa berlakunya, tidak perlu diperpanjang karena otomatis menjadi berlaku seumur hidup | Cetak Ulang KTP-el karena Perubahan Data, Rusak atau Hilang Kebijakanini untuk mencegah penebangan pohon di kawasan hutan. Hujan lebat mengguyur Kecamatan Sanggar, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) Selasa (5/1/21). Warga cemas. Di depan rumah mereka, jalan raya berubah menjadi aliran sungai. Makin lama makin besar. Air deras. Akhirnya, air masuk ke rumah mereka. Perempuankelahiran 18 Juli 2001 ini membuat konten yang berkaitan dengan hal budaya dan seni Sunda melalui platform TikTok. Mulai dari bahasa, musik, hingga menari khas warga Sunda dilakoninya. Kepada IDN Times , Azmy bercerita, kedekatannya dengan berbagai hal tentang Sunda sudah dikenalkan dari kecil oleh ayah dan ibunya. PerguruanPENCAK SILAT PAGAR NUSA Nahdatul Ulama SEJARAH Berbekal kemampuan dia, Gus Maksum sebagai sangat muda kemudian (usia 18 tahun) telah diberi mandat untuk menjadi Komandan Anti PKI, Dia yang secara terbuka berani menyatakan "Ganyang Partai Komunis" di Kediri. Berapa banyak sedikit dapat mengalahkan banyak kelas dengan izin Allah I1253sh. Indragiri Hilir, NU Online Setelah hampir sepuluh bulan berlatih dan digembleng secara fisik di berbagai gelanggang, seluruh siswa Pagar Nusa Indragiri Hilir, Riau berkumpul dalam rangka menggelar khataman dan tasyakuran. Itu sebagai syarat untuk disahkan menjadi warga baru. Salah satu inti dari rangkaian acara khataman Pagar Nusa biasa dikenal dengan ijazahan’. Yakni memberikan bekal kepada para siswa berupa wirid dan doa khusus yang bersanad. Wirid dan doa ini tidak lain untuk menjaga diri dan hati agar tetap mendekatkan diri kepada Allah dan untuk amar ma’ruf dan nahi munkar. Ijazah ini pun tidak bisa diberikan kepada semua siswa atau orang, kecuali mereka sudah berlatih dan mempunyai komitmen terhadap organisasi dan NU. Karena itu, ijazah yang diberikan ini adalah ijazah khususiah. Untuk ijazahan siswa tahun ini diberikan langsung oleh salah satu Murid kesayangan almaghfurlah Gus Maksum Jauhari yang juga pelatih senior Pagar Nusa di Kabupaten Indragiri Hilir-Riau, Zainuri Fadli atau biasa disapa Kang Nuri atau Kang Zain. Kang Zain ini adalah alumni Pesantren Lirboyo yang sudah lama tinggal di Riau untuk mengembangkan Pagar Nusa. Kala itu dia diberi amanah langsung oleh Gus Maksum untuk mengembangkan Pagar Nusa di wilayah Riau. Dalam pesannya disampaikan agar para siswa yang baru mendapatkan ijazah dan disahkan sebagai warga baru Pagar Nusa memperbanyak silaturahim kepada kiai NU. “Setelah mendapatkan ijazahan ini dan menjadi warga Pagar Nusa, seringlah sowan kepada para kiai, insyaallah banyak kiai tanpa diminta pun, akan memberikan tambahan ijazah kepada kalian. Sampaikan kalau kalian dari Pagar Nusa,” kata Kang Zain, Selasa 23/7. Dalam lanjutan tausiahnya, dia juga berpesan kepada warga dan pengurus Pagar Nusa agar terus semangat dan terus belajar, serta tidak mudah putus asa dalam segala hal untuk perjuangan organisasi. “Jadikanlah Pagar Nusa sebagai jalan dakwah menjaga dan melestarikan tradisi NU di Indragiri Hilir,” pesannya. Kegiatan dilanjutkan khataman dan tasyakuran dengan diikuti lima Pimpinan Anak Cabang Pagar Nusa Indragiri Hilir Inhil,yang terdiri dari Gelanggang Pagar Nusa Bagan Jaya Enok di bawah pimpinan Kang Edi. Ada Gelanggang Pagar Nusa Tembilahan komplek Pondok Pesantren Daarul Muttaqien yang dipimpinan Kang Sinin, Gelanggang Pagar Nusa Parit Sidomulyo Keritang dengan ketua Kang Suparlin. Berikutnya Gelanggang Pagar Nusa Talang Jangkang Kemuning di bawah pimpinan Kang Roji, serta Gelanggang Pagar Nusa Sungai Dungun Reteh yang dipimpin Kang Hadi. Dalam rangkaian acara khataman dan tasyakuran tahun ini, Pengurus Cabang Pagar Nusa Inhil juga juga menggelar konvoi mengeliling dua kecamatan, yaitu Kecamatan Kempas dan Enok. Konvoi ini digelar di akhir acara sebelum penutupan dan perpisahan demi memberikan semangat kepada siswa yang baru saja disahkan. Kegiatan juga sebagai ajang syiar kepada masyarakat agar lebih banyak lagi yang bergabung dengan Pagar Nusa. Muannif Ridwan/Ibnu Nawawi Pada 3 Januari 1986 menjadi momentum kebangkitan pencak silat di lingkungan Nahdlatul Ulama. Dalam sejarahnya, organisasi yang kini dikenal dengan nama Pencak Silat Nahdlatul Ulama PSNU Pagar Nusa ini lahir atas perhatian dan keprihatinan para kiai terhadap surutnya ilmu bela diri pencak silat di pesantren. Padahal, pencak silat merupakan kebanggaan yang menyatu dengan kehidupan dan kegiatan pesantren. Nama KH Maksum Jauhari atau Gus Maksum pun tidak bisa dilepaskan dari organisasi yang memiliki slogan 'Bela Kiai Sampai Mati' ini. Gus Maksum, melalui forum yang dilaksankan di Pesantren Lirboyo Kediri, Jawa Timur pada 1986 ini disepakati musyawirin menjadi ketua umum pertama. Kini, di usia yang ke-34, tongkat tertinggi kepemimpinan PSNU Pagar Nusa dipegang oleh pria asal Temanggung, Jawa Tengah, Muchammad Nabil Haroen atau Gus Nabil. Untuk mengetahui perkembangan PSNU Pagar Nusa di bawah kepemimpinannya, Reporter NU Online Husni Sahal berhasil menemui dan mewawancarai Gus Nabil di sela-sela kesibukannya pada Senin 6/1 lalu mengurus Kejurnas dan Festival ke-3 Pagar Nusa yang diselenggarakan di TMII Jakarta Timur. Berikut percakapan kami Gus, selama kurun waktu hampir tiga menjadi ketua, apa yang telah Anda lakukan untuk memajukan Pagar Nusa? Yang jelas masa baru periode ini, kami dari pimpinan pusat Pagar Nusa berusaha tidak hanya kami sendiri, yaitu bagaimana menjaga keseimbangan antara tradisi dan prestasi. Pencak silat itu ada dua ada pencak silat prestasi dan ada pencak silat tradisi yang masing-masing memiliki kekuatan dan kelebihan yang berbeda. Seperti Kejurnas yang seperti yang diselenggarakan ini. Ini salah satu bentuk kami menjaga pencak silat dari sisi prestasi. Bahkan Kejurnas ini mengalami peningkatan yang sangat signifikan baik dari kuantitas, jumlah peserta maupun kualitas pertandingan. Kalau di Kejurnas kedua yang sebelumnya diadakan di Taman Mini juga tahun 2017 itu pesertanya kurang lebih 200-an dari 16 kontingen, tapi kali ini pesertanya sebanyak 487 dari 22 kontingen. Itu artinya dari kuantitas peserta meningkatkan drastis dan dari kualitas pertandingan seperti anda saksikan jauh lebih bagus dan merata. Jadi sekarang agak sulit memprediksi di awal ini yang akan menjadi juara umum wilayah mana. Menjaga tradisi seperti ajang Pencak Dor itu yang pertandingan. Kemudian juga kan di Pagar Nusa ini ada olah fisik dan olah spiritual. Ini juga kami jaga betul itu. Olah spiritual memang agak lebih banyak ke tradisi. Itu juga kami jaga. Bagaimana yang paling penting di Pagar Nusa dan mungkin yang membedakan di tempat lain pencak silat lain? Kami tidak hanya menjunjung sportivitas, tapi kami juga mempunyai jargon namanya akhlak pertandingan. Jadi bagaimana dalam bertanding, masing-masing memiliki akhlak. Bagaimana kalau jatuh, yang menjatuhkan punya empati dan simpati karena yang paling penting dari sisi Kejurnas ini adalah silaturahim antar pendekar dan itu mungkin tidak dimiliki oleh perguruan pencak silat lain. Dan Seperti yang kemarin disampaikan Ketum PBNU saat pembukaan Kejurnas III tidak mudah bagi seluruh perguruan pencak silat di seluruh Indonedia untuk melaksanakan Kejurnas. Pertama, kuantitas pendekar. Kalau kuantitasnya sedikit jumlah pengurusnya sedikit juga sulit. Kedua, soliditas Pagar Nusa. Karena Pagar Nusa ini solid maka bisa bikin Kejurnas. Kalau tidak solid kepengurusannya, maka bisa bikin Kejurnas tandingan. Bagaimana Anda menjaga soliditas di tubuh Pagar Nusa? Cara kami menjaga soliditas adalah bagaimana kita membangun ini bersama-sama, termasuk tagline di Kejurnas kali ini 'Mandiri Berprestasi'. Mandiri sebagai bukti konkretnya penyelenggaraan Kejurnas ini kami sama sekali tidak tidak meminta bantuan dari manapun, dari luar Ini. Ini murni swadaya, mulai dari atlet sampai pimpinan pusat. Makan mereka cari sendiri, tempat cari sendiri. Jadi ini betul-betul Mandiri. Karena untuk luar Jawa effort-nya lebih besar. Mungkin dari Jawa enak ke sini lokasi Kejurnas di Jakarta ibaratnya jalan kaki aja nyampe, tapi bagi mereka yang luar jawa harus berenang dulu, kan. Kalau tentang pembentukan cabang, selama Gus Nabil memimpin, sudah berapa cabang Pagar Nusa yang dibentuk? Ada berberapa cabang baru yang kami bentuk, namun yang kami fokuskan bukan pembentukan baru sesungguhnya. Tapi yang kami fokuskan pada peningkatan kualitasnya terlebih dahulu. Kalau untuk pembentukan di luar negeri malah kita sudah bikin dua. Dulu kan PCI baru ada Malaysia sekarang sudah ada Hongkong dan Taiwan, kalau PCI berarti sekarang sudah ada 3 dan akan menyusul 2 PCI lagi, yautu Jepang dan Korea Selatan. Di Korea Selatan sudah ada pengajuan setahun yang lalu, tapi belum dipenuhi karena memang standar minimal nya belum tercapai. Tadi bilang yang lebih penting itu meningkatkan kualitas. Kenapa lebih mempriritaskan peningkatan kualitas daripada pembentukan cabang-cabang baru? Jadi kalau menjaga silat itu harus seimbang antara tradisi dan prestasi. Tidak boleh hanya tradisi saja, tidak punya prestasi saja karena keduanya ini merupakan dua kutub yang harus saling menguatkan. Oleh karenanya kami perkuat keduanya, misalnya ada cabang-cabang yang belum melakukan kejuaraan cabang, bagaimana sih caranya, nah kita ajari dan tuntun mereka pelan-pelan, terus bagaimana cabang-cabang ini mempunyai pendanaan ekonomi secara mandiri dan tidak membebankan orang lain, itu juga kami ajari mereka bagaimana belajar membuat usaha mandiri atau seperti apa. Kemandirian ini ditekankan pimpinan pusat Pagar Nusa? Kami tekankan dan kami contohkan sejak pimpinan periode ini sampai detik ini kami tidak meminta bantuan dari manapun itu biar bisa mandiri karena semangat kemandirian kami itu belajar juga dari Nahdlatul Ulama, yaitu bagaimana ketika dulu awal-awal NU itu bisa mandiri untuk menghidupi organisasi ini cukup dengan iuran anggota kemudian setelah itu NU menjadi partai agak sulit iurannya agak mandeg, nah ketika jadi ormas lagi mengembalikan ke iuran lagi kan agak sulit. Setelah ada penekanan dari pimpinan pusat, bagaimana perkembangan yang Anda lihat? Alhamdulillah saya melihat sangat signifikan sebagai satu contoh saja, Pagar Nusa Karanganyar itu mereka baru punya SK 2017, tapi dalam waktu kurang dari 1 tahun, mereka sudah punya bus sendiri, inventaris dan itu dipinjamkan ke banom-banom lain, dan itu tanpa dari mana-mana, itu urunan, iuran. Jadi setiap latihan kita bikin, minimal setiap latihan 500 perak dimasukkan. Dari sekian banyak tempat latihan dikumpulin sehingga bisa angsur bus. Itu contoh kecil saja. Dalam menjalankan tugas sebagai pimpinan, kendala apa yang sering Anda hadapi? Kendala yang dihadapi ya setiap kepala orang itu kan berbeda-beda dan kendala yang dihadapi sesungguhnya komunikasa saja, bagaimana ketika bertemu dengan yang kaku, kami harus lentur dan ketika bertemu dengan yang sudah mantap, kita harus lebih tegas lagi. Jadi bagaimana komunikasi kita harus fleksibel, termasuk dalam memberikan arahan kepada pimpinan wilayah dan pemimpinan cabang Kalau dari sisi perkembangan jumlah anggota Pagar Nusa sendiri, sekarang ini ada berapa? Kami selama ini pendataan di Pagar Nusa kan masih analog artinya masih manual. Nah, diperode ini pula, kami mulai pendataan secara digital dan KTA ataupun pendataan secara digital itu gratis dan baru saja kami mulai dan itu kami wajibkan kepada seluruh pengurus. Jadi jumlah anggota ada berapanya itu belum diketahui? Hasilnya belum signifikan. Terakhir, apa pesan Anda untuk para anggota Pagar Nusa? Saya berpesan kepada seluruh anggota Pagar Nusa, atau bahkan calon anggota, sebelum masuk ke Pagar Nusa, harus berpikir dua kali kalau Anda tidak siap loyal, tidak siap untuk setia kepada Pagar Nusa dan Nahdlatul Ulama karena Pagar Nusa hanya membutuhkan orang-orang yang solid dan militan serta mengabdi kepada Pagar Nusa dan Nahdlatul Ulama. Editor Fathoni Ahmad Como fazer pagamento ant... Como fazer pagamento antecipado do cartão Nubank? Com a antecipação, é possível liberar seu limite mais rápido. Criado em 04 nov 19 Atualizado em 14 set 22 Cartão de Crédito “Minha fatura só fecha daqui alguns dias mas preciso de mais limite no cartão para realizar uma compra específica. O que devo fazer?” Essa é uma pergunta frequente que pode ser respondida de forma simples é só fazer um pagamento antecipado do cartão Nubank. O pagamento antecipado é um valor que você pode pagar antes do fechamento da sua fatura para ter seu limite total ou parcial restabelecido mais rápido. Pagamento antecipado Nubank Se o pagamento da fatura do cartão de crédito for feito usando o dinheiro disponível na conta do Nubank a conta gratuita do Nubank, o seu limite é liberado na hora. Se você optar por gerar um boleto, basta fazer isso no app do Nubank, na quantia que desejar veja abaixo o passo a passo para gerar o boleto. Assim que o seu pagamento for reconhecido, seu limite antes comprometido é liberado para novas compras. Caso o valor do boleto gerado seja superior ao valor da sua fatura, você ficará com uma quantia adicional, que aparece em roxo no seu app. Para saber saber qual o seu limite disponível para gasto, basta somar o valor em roxo com o valor que aparece em verde o limite original ainda disponível. O resultado é o quanto está disponível para uso. Posso antecipar a fatura inteira ou apenas parte dela? Você pode escolher a melhor opção para o seu caso. Por exemplo, se o total da sua fatura é R$500, e você gerar e pagar um boleto de R$600, você fica com R$100 a mais para gastar no cartão. Já se o valor pago for inferior ao total da sua fatura, seu limite será restabelecido parcialmente. Por exemplo Se o total da sua fatura for R$600,00 e você pagar R$100,00 antes do fechamento, apenas esses R$100,00 serão liberados para gasto. Atenção É importante lembrar que o pagamento antecipado não altera as datas de fechamento e vencimento da fatura. Ou seja se a sua fatura vence no dia 30 e você fez um pagamento antecipado no dia 15 para liberar seu limite, continuará tendo que pagar a fatura normalmente no dia do vencimento nesse caso, dia 30. O pagamento antecipado é, na verdade, é uma maneira de aumentar o seu limite para um gasto pontual uma emergência ou uma viagem, por exemplo. Lembre-se o pagamento antecipado não quita parcelas futuras de compras parceladas Mas calma, essa também é uma opção disponível. Veja aqui como fazer antecipação de compras parceladas pelo app do Nubank e ganhar descontos. Pontos de atenção Antecipou apenas parte da fatura? Lembre-se se o pagamento total não for feito até o vencimento da sua fatura, o que restar será financiado pelo rotativo. São cobrados juros mensais e IOF de duas formas IOF fixo de + IOF diário de lembrar que, se nenhuma quantia for paga nem mesmo o mínimo até a data de vencimento, os juros serão de 15% ao mês, mais 2% fixos de multa por atraso. O IOF é cobrado da mesma forma que no rotativo. É possível antecipar fatura Nubank pelo app? Entre no aplicativo do Nubank no seu celular ou computador;Certifique-se de estar no mês correto e clique na sua sua fatura atual;Clique em “Pagar fatura”;Digite o valor que você deseja pagar e depois confirme. Após reconhecido, o pagamento antecipado será descontado da fatura atual e o restante ficará no que chamamos de valor adicional. Devido ao tempo de processamento de boletos, os bancos podem levar até três dias úteis para repassar este pagamento pra gente. Ou seja, o seu limite pode levar esse período para ser disponibilizado. Dica Usar o seu cartão de crédito Nubank com frequência nos ajuda a entender seus hábitos de consumo e conhecer melhor suas necessidades. Assim é possível aprovarmos aumentos proativos do seu limite ao longo do tempo. Ainda não é cliente do Nubank? Abra a sua conta do Nubank Peça o cartão Nubank Quer receber uma notificação quando houver um novo post? Pada lambang Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa tertulis Laa ghaaliba Illa billah yang melingkar di bola bumi; terletak di bawah trisula. Lafaz itu diusulkan KH Suharbillah, seorang pendekar silat dan salah seorang pendiri Pagar Nusa. Mulanya adalah kalimat tersebut adalah la ghaliba illallah, kemudian KH Sansuri Badhawi mengusulkan untuk menggantinya dengan la ghaliba illa billah. Kalimat tersebut yang digunakan pada lamabang Pagar Nusa hingga sekarang. Artinya semakna dengan la haula wa la quwwata illa billah. Menurut Kiai Suharbillah lafadz tersebut, Pagar Nusa ingin kejayaan Islam di Cordova, Spanyol, tumbuh di Indonesia. juga sangat cocok semboyan sebuah perhimpunan bela diri supaya para anggotanya tidak takabur. Sebab dengan lafadz tersebut, pendekar berpegang teguh bahwa tidak ada yang mengalahkan seseorang, kecuali hanya karena Allah. Dengan slogan itu, pendekar tidak oper dosis bertujuan untuk kemenangan, di atas langit ada langitKetua Umum Pagar Nusa 2012-2017 KH Aizzudin Abdurrahman menafsirkan lafadz tersebut sebagai tingkat kepasrahan tertinggi seseorang. Meskipun seseorang sakti, tapi tidak boleh merasa sakti. Termasuk kepada musuh kita. Meskipun dia terlihat sakti, tapi ketika tidak dilindungi Allah, dia tidak akan berarti apa-apa. Menurut Gus Aiz, ada slogan lain yang sering diungkapkan pendiri dan mahaguru beladiri Pagar Nusa yaitu KH Maksum Jauhari, seorang pendekar pilih tanding Pagar Nusa, yaitu “Pantang menantang walau kepada lawan, pantang mundur kalau ditantang. Sebetulnya, slogan tersebut tak jauh dengan laa ghaaliba illa billah. Sejarah Berdiri dan Para TokohnyaMenurut Ensiklopedia NU, Pagar Nusa bertugas menggali, mengembangkan, dan melestarikan seni bela diri pencak silat Indonesia. Nama resminya adalah lkatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama IPS-NU Pagar Nusa kemudian sekarang membuang kata ikatan, menjadi Pencak Silat NU. Sedangkan Pagar Nusa sendiri berarti pagarnya NU dan bangsa. Pagar Nusa dibentuk pada 3 Januari 1986 di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. NU mengesahkan pendirian dan kepengurusannya melalui Surat Keputusan tertanggal 9 Dzulhijjah 1406/16 Juli 1986. Lahirnya Pagar Nusa berawal dari perhatian dan keprihatinan para kiai NU terhadap surutnya ilmu bela diri pencak silat di pesantren. Padahal, pada awalnya pencak silat merupakan kebanggaan yang menyatu dengan kehidupan dan kegiatan pesantren. Surutnya pencak silat antara lain ditandai dengan hilangnya peran pondok pesantren sebagai padepokan pencak silat. Padahal, sebelumnya pondok pesantren merupakan pusat kegiatan ilmu bela diri tersebut. Kiai atau ulama pengasuh pondok pesantren selalu merangkap sebagai ahli pencak silat, khususnya aspek tenaga dalam atau hikmah yang dipadu dengan bela diri. Pada saat itu seorang kiai sekaligus juga pendekar pencak silat. Du sisi Iain tumbuh berbagai perguruan pencak silat dengan segala keanekaragamannya berdasarkan segi agama, aqidah, maupun kepercayaannya. Perguruan-perguruan itu kadang bersifat tertutup dan saling mengklaim sebagai yang terbaik serta terkuat. Para ulama-pendekar merasa gelisah melihat kenyataan tersebut. KH Suharbillah, seorang pendekar dari Surabaya, menceritakan masalah itu kepada KH Mustofa Bisri di Rembang. Mereka lalu menemui KH Agus Maksum Jauhari Lirbow atau Gus Maksum, yang memang dikenal sebagai tokoh ilmu bela 27 September 1985 mereka berkumpul di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang. Tujuannya untuk membentuk suatu wadah di bawah naungan NU yang khusus mengembangkan seni bela diri pencak silat. Musyawarah tersebut dihadiri tokoh-tokoh pencak silat dari Jombang, Ponorogo, Pasuruan, Nganjuk, Kediri, Cirebon, dan Kalimantan. Kemudian terbitlah Surat Keputusan Resmi Pembentukan Tim Persiapan Pendirian Perguruan Pencak Silat Milik NU yang disahkan pada 27 Rabi’ul Awwal 1406/ 10 Desember 1985 dan berlaku hingga 15 Januari 1986. Musyawarah berikutnya diadakan di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, pada 3 Januari 1986. Musyawarah ini menyepakati susunan Pengurus Harian Jawa Timur yang merupakan embrio Pengurus Pusat. Gus Maksum dipilih sebagai ketua umumnya. Nama organisasi yang disepakati dalam musyawarah tersebut adalah lkatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama yang disingkat IPS-NU yang kemudian sekarang menjadi PSNU. Ketua PWNU Jawa Timur KH Anas Thohir kemudian mengusulkan nama Pagar Nusa. Nama “Pagar Nusa" berasal dan KH Mujib Ridlwan dari Surabaya, putra dari KH Ridlwan Abdullah, pencipta lambang NU. KH Suharbillah mengusulkan lambang untuk Pagar Nusa, yaitu segi lima yang berwarna dasar hijau dengan bola dunia di dalamnya. Di depannya terdapat pita bertuliskan “Laa ghaliba illa billah” yang artinya ”tiada yang menang kecuali mendapat pertolongan dari Allah”. Lambang ini dilengkapi dengan bintang sembilan dan trisula sebagai simbol pencak silat. Sedangkan kalimat ”Laa ghaliba illa billah” merupakan usul dari KH Sansuri Badawi untuk mengganti kalimat sebelumnya, yaitu ”Laa ghaliba ilallah”. Untuk membentuk susunan pengurus tingkat nasional, PBNU di Jakarta membuat surat pengantar kesediaan ditunjuk menjadi pengurus. Surat ini ditandatangani Ketua Umum PBNU KH Abdurrahman Wahid dan Rais Aam KH Achmad Nusa mengadakan Munas I di Pondok Pesantren Zainul Hasan, Genggong, Kraksaan, Probolinggo. Surat kesediaan ditempati sebagai penyelenggara munas ditandatangani oleh KH Saifurrizal. la juga yang menentukan tanggal pelaksanaan acara tersebut, yaitu 20-23 September 1991. Namun, ternyata itu adalah tanggal yang tepat dengan 100 hari wafatnya KH Saifurrizal sehingga pada pembukaan acara pun terlebih dahulu diadakan tahlilan. Sesuai hasil Muktamar NU di Cipasung, Tasikmalaya 1994, Lembaga Pencak Silat NU Pagar Nusa berubah status dari Lembaga menjadi badan otonom. Kemudian pada Muktamar NU di Lirboyo 1999, status Badan Otonom kembali berubah menjadi lembaga. Munas II Pagar Nusa diadakan di Padepokan IPSI Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, pada 22 Januari 2001. Acara ini diikuti perwakilan dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Lampung, Riau, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi. Bahkan, Jawa Timur yang merupakan pusat pengembangan PSNU Pagar Nusa mengikutsertakan perwakilan dari cabang-cabang yang ada di 35 kabupaten/kota se-Jawa Timur dan pondok pesantren. Acara yang dibuka oleh Presiden KH Abdurrahman Wahid ini membahas agenda-agenda 1 Organisasi Membahas masalah Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga PD/PRT IPS-NU Pagar Nusa; 2 Ke-Pasti-an Membahas masalah Pasti Pasukan lnti dan perangkat yang lain yang meliputi seragam dan atributnya, keanggotaan, dan kepelatihan; 3 Teknik dan Jurus Membahas, menggali, dan menyempurnakan jurus-jurus yang sudah dimiliki oleh IPS-NU Pagar Nusa yang kemudian didokumentasikan dalam bentuk hard copy buku dan soft copy kaset dan VCD.Saat ini Pagar Nusa memakai seragam khusus, antara Ialn 1 Seragam Atlet baju dan celana berwarna hitam dengan bagde IPSI dl dada sebelah kanan dan bagde Pagar Nusa d£ dada sebelah kiri dilengkapi sabuk kebesaran warna hijau yang diikatkan dengan simpul hidup di sebelah kanan; 2 Seragam Pasukan Inti Pasti Putra kemeja lengan panjang berwarna hitam, celana warna hitam, sepatu hitam PDH dengan memakai atribut yang telah ditentukan; 3 Seragam Pasukan lnti Pasti Putri pasukan yang dibentuk dan bertugas pertama kali pada acara Istighatsah Nasional PBNU di Lapangan Kodam V Brawijaya Surabaya pada 15 Mei 2003 ini memakai seragam berupa blazer jas berwarna hitam, jilbab hitam, celana hitam, dan memakai sepatu PDH berwarna hitam dengan atribut yang telah ditetapkan; 4 Seragam Pengurus baju dan celana warna hitam, jas warna putih, berkopiah hitam, dan bersepatu PDH warna hitam; 5 Seragam Tim Khos seperti seragam pengurus ditambah dengan simbol khusus; 6 Seragam Kebesaran jubah warna hitam yang dipakai hanya pada ajang tingkat nasional. Beberapa tokoh yang pernah menjadi Ketua Umum Pagar Nusa adalah KH Agus Maksum Jauhari, KH Suharbillah, KH Fuad Anwar, KH Aizuddin Abdurrahman, dan saat ini H M. Nabil Haroen. Abdullah Alawi

berapa lama untuk menjadi warga pagar nusa